Sabtu, 10 Januari 2015

Cinta itu buta, tetapi tetap ada( Ranz Kyle Viniel Evidente Ongse)



          Hai kenalin aku Maryam, aku duduk di kelas IX smp, bersekolah di MTS Ma’arif SMD.  Dan pastinya aku pun tinggal di kota Sumedang. Hari libur yang membosankan membuat ku jenuh. Ya, untungnya aku ikut bersama paman ku ke Bali. Gak pernah kebayang aku bisa datang ke Bali. Wow, pengalaman yang sungguh tak pernah terlupakan. Yapz, gak usah panjang lebar kita langsung ajah. Disini aku mau menceritakan sedikit ceritaku. Ya, walaupun cerita ku sedikit kedengaran konyol.  Aku mulai  jatuh cinta pada saat aku kelas IX, dulu cinta itu kedengaran sangatlah lucu di telingaku. Ya, mungkin aku belum pernah berpacaran. Teman-teman ku sangat mendukungku untuk pacaran. Katanya, ngikutin tren. Menurutku cinta itu tak perlu mengikuti tren kan. Kan cinta itu datang nya dari hati. Tak pernah ku sangat aku bertemu seorang pria yang sangat tampan. Jelas, semua mata tertuju padanya. Dia tampan, berkulit putih, and dia sangat manis senyuman nya. Mungkin kalau makanan itu, dia bagaikan gula. Eitssss, gak sampai disana, beberapa kali aku bertemu dengan dia, dia langsung ngajak kenalan. Sungguh berdebarnya hati ku pada saat itu. Oh, iya aku lupa,  aku  kenalin deh, Dia adalah Ranz. Anak orang philipina yang  berkunjung ke Indonesia buat jalan-jalan di kota Bali. Katanya sih cumin mau jalan-jalan ajah. Tapi, aku gak perduli deh alasanya apa. Yang penting aku biasa tau siapa dia, asalnya dari mana, dan tentu nomor handphone nya, hehehe :D. Beberapa lama kemudian kita sering bertemu. Cinta mulai datang karena terbiasa. Mungkin itu pepatah sering mengatakan. Sejak saat itu kami saling berteman, tiap hari, tiap jam, kami selalu menghabiskan waktu bersama. Aku pun merasa nyaman bila selalu dekat dengan nya. Karena kami  tak mau  melewatkan  waktu sedetikpun, tiap malam kami selalu menjalin komunikasi. Yapz, gak pernah aku duga, ternyata aku suka padanya. Gak heran dibuku ku banyak sekali tulisan Ranz. Cinta memang membuatku buta. Setelah beberapa minggu kemudian, sikap nya kepadaku pun berubah total. Padahal aku sangat menunggu dia mengungkapkan cinta nya kepadaku. Tuhan, aku gak mau kehilangan dia, aku gak mau dia pergi sahutku dalam hati. Sikapnya mulai tak tertandingi, dulunya romantis jadi hambar, di Tanya panjang lebar jawabnya singkat padat. Disana aku merasa dia mulai bosan kepaku. Ya, aku bisa merasakan nya. Aku putuskan besok pagi dan seterusnya aku tak akan menemuinya.
     Pagi hari, dimana aku memulai semua aktivitasku. Pada saat ku melihat ke luar jendela kamarku, aku melihat kedua orang tua Ranz menangis di depan halaman rumah nya. Karena ku ingin tahu, aku pun segera mengganti pakaianku, setelah itu aku pun keluar rumah, dan segera menemui kedua orang tua Ranz. Firasat ku pun mulai tak karuan, setelah ku sampai disana, bendera kuning tergantung di atas pagar rumahnya. “ siapa yang meninggal?” tanyaku kepada mereka. Tak ada satupun yang menjawabku.  Aku pun segera memasuki rumah Ranz dengan tergesa-gesa. Disana aku melihat peti yang tertata rapi dengan bertaburan bunga mawar merah. Pelan-pelan ku mendekati, saat ku lihat siapa yang berada di dalam peti itu, ternyata aku melihat Ranz telah tiada. Dengan wajah yang sangat pias, tubuhnya dingin, dengan taburan bunga diatasnya.  Air mata ku pun tak terasa membasahi pipiku.   “ Tuhan mengapa kau lakukan ini kepadanya?’’ sahutku dalam hati. Tiba-tiba ibu Ranz pu mengahampiriku, dan beliau berkata bahwa 3 hari yang lalu Ranz mengalami sakit ginjal yang cukup parah. Dia tak mau mengatakan ini kepaku karena dia takut aku menangis. Dan beliau juga berkata bahwa dia sangatlah mencintaiku. Sungguh aku sangat merasa bersalah menilainya. Setelah kejadian saat itu terjadi, aku pun mulai berhenti untuk memikirkan nya. Aku pun membuka lembaran baru ku. Dengan cara memposting cerita-cerita cinta yang pernah aku alami. Sungguh sangatlah mengharukan kisah cinta ku bersama nya. Dan aku jadikan dia bintang malam yang selau menemani malam sunyiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar