Hai kenalin aku Maryam, aku duduk di kelas IX
smp, bersekolah di MTS Ma’arif SMD. Dan
pastinya aku pun tinggal di kota Sumedang. Hari libur yang membosankan membuat
ku jenuh. Ya, untungnya aku ikut bersama paman ku ke Bali. Gak pernah kebayang
aku bisa datang ke Bali. Wow, pengalaman yang sungguh tak pernah terlupakan. Yapz,
gak usah panjang lebar kita langsung ajah. Disini aku mau menceritakan sedikit
ceritaku. Ya, walaupun cerita ku sedikit kedengaran konyol. Aku mulai jatuh cinta pada saat aku kelas IX, dulu cinta
itu kedengaran sangatlah lucu di telingaku. Ya, mungkin aku belum pernah
berpacaran. Teman-teman ku sangat mendukungku untuk pacaran. Katanya, ngikutin
tren. Menurutku cinta itu tak perlu mengikuti tren kan. Kan cinta itu datang
nya dari hati. Tak pernah ku sangat aku bertemu seorang pria yang sangat
tampan. Jelas, semua mata tertuju padanya. Dia tampan, berkulit putih, and dia
sangat manis senyuman nya. Mungkin kalau makanan itu, dia bagaikan gula.
Eitssss, gak sampai disana, beberapa kali aku bertemu dengan dia, dia langsung
ngajak kenalan. Sungguh berdebarnya hati ku pada saat itu. Oh, iya aku lupa, aku kenalin deh, Dia adalah Ranz. Anak orang
philipina yang berkunjung ke Indonesia
buat jalan-jalan di kota Bali. Katanya sih cumin mau jalan-jalan ajah. Tapi,
aku gak perduli deh alasanya apa. Yang penting aku biasa tau siapa dia, asalnya
dari mana, dan tentu nomor handphone nya, hehehe :D. Beberapa lama kemudian
kita sering bertemu. Cinta mulai datang karena terbiasa. Mungkin itu pepatah
sering mengatakan. Sejak saat itu kami saling berteman, tiap hari, tiap jam,
kami selalu menghabiskan waktu bersama. Aku pun merasa nyaman bila selalu dekat
dengan nya. Karena kami tak mau melewatkan waktu sedetikpun, tiap malam kami selalu
menjalin komunikasi. Yapz, gak pernah aku duga, ternyata aku suka padanya. Gak
heran dibuku ku banyak sekali tulisan Ranz. Cinta memang membuatku buta.
Setelah beberapa minggu kemudian, sikap nya kepadaku pun berubah total. Padahal
aku sangat menunggu dia mengungkapkan cinta nya kepadaku. Tuhan, aku gak mau
kehilangan dia, aku gak mau dia pergi sahutku dalam hati. Sikapnya mulai tak
tertandingi, dulunya romantis jadi hambar, di Tanya panjang lebar jawabnya
singkat padat. Disana aku merasa dia mulai bosan kepaku. Ya, aku bisa merasakan
nya. Aku putuskan besok pagi dan seterusnya aku tak akan menemuinya.
Pagi
hari, dimana aku memulai semua aktivitasku. Pada saat ku melihat ke luar jendela
kamarku, aku melihat kedua orang tua Ranz menangis di depan halaman rumah nya.
Karena ku ingin tahu, aku pun segera mengganti pakaianku, setelah itu aku pun
keluar rumah, dan segera menemui kedua orang tua Ranz. Firasat ku pun mulai tak
karuan, setelah ku sampai disana, bendera kuning tergantung di atas pagar
rumahnya. “ siapa yang meninggal?” tanyaku kepada mereka. Tak ada satupun yang
menjawabku. Aku pun segera memasuki rumah
Ranz dengan tergesa-gesa. Disana aku melihat peti yang tertata rapi dengan
bertaburan bunga mawar merah. Pelan-pelan ku mendekati, saat ku lihat siapa
yang berada di dalam peti itu, ternyata aku melihat Ranz telah tiada. Dengan
wajah yang sangat pias, tubuhnya dingin, dengan taburan bunga diatasnya. Air mata ku pun tak terasa membasahi pipiku. “ Tuhan mengapa kau lakukan ini kepadanya?’’
sahutku dalam hati. Tiba-tiba ibu Ranz pu mengahampiriku, dan beliau berkata
bahwa 3 hari yang lalu Ranz mengalami sakit ginjal yang cukup parah. Dia tak
mau mengatakan ini kepaku karena dia takut aku menangis. Dan beliau juga
berkata bahwa dia sangatlah mencintaiku. Sungguh aku sangat merasa bersalah
menilainya. Setelah kejadian saat itu terjadi, aku pun mulai berhenti untuk
memikirkan nya. Aku pun membuka lembaran baru ku. Dengan cara memposting
cerita-cerita cinta yang pernah aku alami. Sungguh sangatlah mengharukan kisah
cinta ku bersama nya. Dan aku jadikan dia bintang malam yang selau menemani
malam sunyiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar